Latest Entries »

Pada liburan semester genap yang lalu, saya berkesempatan untuk ikut bersama kedua ayah ibu beserta adik mengunjungi rekan ayah yang tengah terbaring sakit di sebuah RS swasta di Pekanbaru yang terbilang masih baru. Sebelum ke RS, kami sedikit berbelanja untuk membeli buah tangan, berupa beberapa buah apel dan anggur. Dan segera setelahnya ayah melaju mobil menuju RS yang tidak begitu jauh dari rumah kami.

Sesampai di RS, hal yang tak luput kulakukan adalah mengambil beberapa buah brosur terkait pelayanan dan fasilitas di RS tersebut yang terletak di lobby rumah sakit. Aku bergumam dalam hati,”meski baru, marketing RS ini cukup bagus”. Sebelum terjun langsung kesini, ketika aku masih di perantauanku, aku sempat membaca informasi mengenai RS ini melalui media internet. Dan aku hanya terangguk-angguk mengiyakan info-info yang telah terlebih dahulu kudapat.

Setelah memastikan ruang tempat rekan ayah dirawat, kami langsung beranjak menuju lift. Ketika sampai didepan lift kami cukup terperanjak membaca pengumuman yang tertempel di atas kertas putih disamping lift yang berisikan jadwal besuk pengunjung RS. Dari informasi tersebut, kami hanya tinggal memiliki waktu selama kurang lebih 30 menit untuk berkunjung.

Kamar yang kami cari berada pada lantai 6. Setelah menemukan kamar yang dimaksud, ayah dan ibu langsung masuk sedang saya dan adik tetap berada di luar. Hal ini karena diluar perkiraan, yang menyatakan bahwa jumlah pengunjung hanya 2 orang. Selain itu, k0ndisi pasien yang cukup serius benar-benar membutuhkan perawatan yang ekstra.

Baru saja kedua ayah ibuku masuk ke dalam kamar, remainder dari pusat informasi pun bergema. Itu artinya, jam untuk berkunjung telah habis. Karena ayah ibu baru saja datang, mereka tidak langsung keluar begitu saja. Sehingga beberapa waktu kemudian, kami dihampiri oleh dua orang yang kukira petugas keamanan untuk mengingatkan kami bahwa jam besuk telah habis. Bukan terkait kedisiplinan yang mereka tunjukkan yang membuatku kagum. Akan tetapi aku tertarik kepada dua orang yang menghampiri kami tadi. Saat pertama kali Anda melihat mereka, barangkali Anda tak kan langsung mengira siapa mereka. Maksud saya disini adalah wajah mereka, terlepas dari seragam petugas yang mereka kenakan. Saya terpana dengan keramahan kedua pemuda tadi. Mereka masih muda. Saya perkirakan usia mereka tak lebih dari 27 tahun. Barangkali ini juga menjadi salah satu strategi pemasaran RS ini. Tak berhenti sampai disini. Saat saya dan keluarga keluar dari RS ini, “makhluk serupa” lainnya pun begitu antusias mengantarkan kami hingga ke pintu dan membukakannya untuk kami, persis seperti di hotel, begitu pikirku.

Satu prestasi telah RS ini ukir, yakni merebut hati konsumennya. Walau bagaimanapun, marketing secara pembentukan habitual akan menjadi poin yang cukup menjadi perhitungan para konsumen, diantaranya adalah saya.

Selama ini jalan pagi atau sore diyakini mampu menyehatkan tubuh. Tapi, tidak semua memahami kecepatan berjalan ternyata berpengaruh terhadap efek kesehatan yang diterima. Riset yang dilakukan peneliti dari Inggris menyimpulkan lanjut usia yang berjalan lambat diprediksikan tiga kali lebih mudah terkena masalah jantung.
Penelitian yang diterbitkan British Medical Journal ini juga mencatat, prosentase angka kematian bagi para orang tua yang berjalan lambat mencapai 44%. Selain itu, berdasarkan catatan riset, lari lambat juga bertalian erat dengan masalah kesehatan para orang tua seperti misal terjatuh, keseleo atau berpotensi ke rumah sakit.
Berdasarkan laporan riset, peneliti menuliskan, menjaga tubuh tetap sehat dan fit mutlak diperlukan bagi para individu berusia lanjut. “Hasil penelitian ini menunjukan taksiran performa baik dari kinerja motorik dari para orang tua mudah dilakukan dengan cara berjalan cepat,” tukas peneliti seperti yang dikutip dari The Telegraph, Kamis (12/11).
Penelitian tersebut melibatkan 3.208 pria dan wanita dengan rentang usia 65 dan 85. Dari hasil tes yang diberikan, pria berusia lanjut yang tergolong berjalan cepat mampu menggapai rata-rata waktu 1,85 meter/detik. Sedangkan pria berusia lanjut yang tergolong berjalan lambat hanya menggapai rata-rata waktu 1.5 meter/detik.
Sementara dari pihak perempuan, yang tergolong berjalan cepat rata-rata menggapai waktu 1.5 meter/detik. Sedangkan perempuan yang tergolong berjalan lambat hanya menggapai waktu 1.35 meter/detik.
Setelah dimonitor selama 5 tahun, para peneliti menyimpulkan, rata-rata orang tua yang berjalan lambat umumnya memiliki umur lebih pendek ketimbang orang tua yang berjalan cepat.
Menurut analisa peneliti, hal itu disebabkan saat berjalan lambat tidak terjadi peningkatan kolesterol “baik” dalam darah yang memungkinkan adanya pengurangan resiko penyakit jantung. cr2/rin

disarikan dari http://www.republika.co.id (12 November 2009)

Penelitian yang dilakukan oleh E Liu di University of Nottingham Medical School Amerika Serikat menunjukkan bahwa tingginya intake makanan yang mengandung lemak secara signifikan dapat beresiko kanker prostat (prostate cancer) – British Journal of Nutrition Edisi Januari 2010.
.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data diet (pola makan) dari 512 pasien dengan kanker prostat dan 838 orang tanpa kanker sama sekali dengan menggunakan metode kuesioner.
Hubungan Lemak Daging dan Kanker ProstatHasilnya penelitian menunjukkan lemak total, saturated fatty acids, monounsaturated fatty acids dan polyunsaturated adalah 2.53, 2.49, 2.69 dan 2.34 kali lebih tinggi beresiko terkena kanker prostat. Tentu saja faktok tingginya intake lemak dalam Artikel Kedokteran ini bukan satu-satunya faktor yang beresiko menyebabkan kanker prostat. Faktor lainnya yang bisa mencetuskan terjadinya kanker prostat seperti paparan bahan pestisida, paparan sinar matahari, defisiensi vitamin D, obesitas, tingginya konsumsi akan daging, penyakit akibat retrovirus.
Berbeda halnya dengan flaxseed (rami), omega-3 fatty acids, diet rendah lemak, high serum vitamin D, teh hijau, dan latihan fisik (olah raga) dapat menurunkan resiko terjadinya kanker prostat.

http://www.jevuska.com

Menurut para peneliti dari Harvard University, vitamin D yang biasa disebut dengan “vitamin matahari” dapat melindungi pasien dari efek yang melumpuhkan pada penyakit Multiple Sclerosis (MS). Studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association ini, menganalisa data medis pada sekitar 7 juta personil militer AS, dan menemukan bahwa terjadinya penyakit MS adalah sangat kecil pada individu yang mempunyai kadar vitamin D yang tinggi dalam darahnya.
Hubungan tersebut terutama sangat kuat pada individu yang berusia < 20 tahun. Meskipun demikian, efek itu hanya terlihat pada orang kelompok kulit putih, sedangkan data pada orang kulit hitam dan hispanik belum konklusif.
Para individu yang berada pada 20% batas teratas dari kadar vitamin D dalam darahnya, mempunyai risiko 62% lebih rendah untuk menderita penyakit autoimun tersebut. Risko MS berkurang 41% setiap kenaikan vitamin D dalam darah sebesar 50 nanomol/L.
Meskipun data studi tersebut semakin memperkuat berbagai bukti bahwa vitamin D dapat mengurangi gejala penyakit yang tidak dapat diobati ini, tetapi masih belum cukup menganjurkan untuk menaikkan dosis vitamin D dalam asupan diet sehari-hari. Karena itu, perlu segera dilakukan uji klinik untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat yang pasti.
Sumber : JAMA (2006, 296: 2832-2838)

Anak belajar membaca dan menulis huruf Arab
Tak ada salahnya memperkenalkan sejak dini kepada si kecil aktivitas ritual keagamaan seperti shalat atau mengaji. Pasalnya, riset yang dilakukan peneliti di barat menunjukan aktivitas keagamaan berpengaruh terhadap kesehatan mental dan spriatual si kecil. Steven Dowshen, seperti yang dikutip dari Kidshealth.com, kamis (7/1) menuliskan aktivitas ritual keagamaan dapat memberikan kesehatan mental dan spiritual melalui dua hal yakni dukungan tambahan dari kelompok keagamaan seperti misal dukungan dari kelompok pengajian, dan kedua meningkatkan kualitas kemampuan beragama si kecil kelak dikemudian hari.
Steven juga menuliskan, peran agama juga berdampak positif bagi remaja hingga orang tua yang sedang menjalani fase kehidupan yang menentukan. Berdasarkan riset yang dikutipnya, agama memiliki peran meminimaliasi kemungkinan terjadinya depresi dan penurunan kemampuan pada remaja. Rata-rata kematian akibat bunuh diri juga dimungkinkan karena peran agama.
“Khusus orang tua, aktivitas ritual keagamaan diyakini mampu menciptakan sistem kekebalan tubu semakin baik dan mereka dapat terhindar dari tekanan darah rendah,” tulis Steven.
“Dan individu yang mengalami operasi akan menerima 3 kali lipat kekuatan dan kenyamanan dari aktivitas agama yang dilakukan ketimbang yang tidak menjalankan aktivitas ritual keagamaan,” tambahnya.
Sementara itu, tutur Steven, aktivitas keagamaan juga diakui dunia medis mampu memperbaiki mental seseorang. Bahkan sebelumnya, sebuah riset mencatat individu yang aktivitas keagamaan meningkatkan harapan hidup dan optimisme melawan depresi.

http://www.republika.co.id (9 Januari 2010)

SINGAPURA–Berilah pengarahan seawal mungkin, atau Anda akan “kecolongan” dengan hobi Upik dan Buyung berlama-lama di depan internet. Berdasar survei terbaru yang didanai perusahaan software papan atas Symantec, “seks” adalah kata keempat terbanyak yang dicari anak-anak dan pra remaja di dunia maya.
Yang mengejutkan, kata “porn” ternyata juga menjadi kata keempat paling banyak dicari oleh anak-anak usia 7-9 tahun. Sedang bagi praremaja, kata-kata itu masuk dalam urutan ke-11 paling banyak dicari. “Fenomena di kalangan anak-anak usia 7 tahunan inilah yang mengejutkan kalangan psikolog,” tulis harian Singapura The Straits Times.
Menurut mereka, paparan konten-konten seksual pada usia yang belum matang bisa merugikan secara mental bagi anak-anak. Selain itu, hal tersebut juga bisa mempengaruhi perkembangan psikologis dan persepsi anak-anak tentang seks di masa mendatang. “Yang lebih mengkhawatirkan lagi, mereka berusaha mencoba seperti apa yang ditontonnya di dunia maya,” ujar psikolog Marcus Tan dari Healthway Medical Singapura.
Symantec melakukan penelitian itu sejak tahun lalu dan selesai Desember 2009. Mereka meneliti 14,6 juta situs pencarian di seluruh dunia termasuk YouTube, Google, Wikipedia dan situs lain yang tersaring layanan fitler OnlineFamily.Norton.
Sedangkan Yum Sin Ting dari Ang Mo Kio Family Service Centres’ Youth Infinity, menganalisa mengapa porn dan seks menjadi kata paling dicari anak-anak. “Banyak anak-anak yang tidak nyaman berdiskusi tentang masalah seksual dengan orang tua atau guru mereka,” ujarnya.
Ia menyarankan agar para orang tua memposisikan diri sebagai sahabat anak, tempat mereka mendiskusikan banyak hal tanpa sungkan. “Jangan biarkan internet menjadi sahabatnya untuk menjelaskan soal-soal peka seperti masalah seks dan sebagainya,” ujarnya.

http://www.republika.co.id (25 Januari 2010)

Imam Bukhori adalah salah satu dari enam tokoh penghimpun hadits sahih yang paling terkenal, yaitu: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Tirmizi, Imam Nasa’i, dan Imam Ibn Majah.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah. Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail, terkenal kemudian sebagai Imam Bukhari, lahir di Bukhara pada 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M), cucu seorang Persia bernama Bardizbah. Kakeknya, Bardizbah, adalah pemeluk Majusi, agama kaumnya. Kemudian putranya, al-Mughirah, memeluk Islam di bawah bimbingan al-Yaman al Ja’fi, gubernur Bukhara. Pada masa itu Wala dinisbahkan kepadanya. Karena itulah ia dikatakan “al-Mughirah al-Jafi.”

Ayah beliau, Ismail, seorang ulama besar ahli hadits. Ia belajar hadits dari Hammad ibn Zayd dan Imam Malik. Riwayat hidupnya telah dipaparkan oleh Ibn Hibban dalam kitab As-Siqat, begitu juga putranya, Imam Bukhari, membuat biografinya dalam at-Tarikh al-Kabir. Ayah Bukhari disamping sebagai orang berilmu, ia juga sangat wara’ (menghindari yang subhat/meragukan dan haram) dan takwa. Diceritakan, bahwa ketika menjelang wafatnya, ia berkata: “Dalam harta yang kumiliki tidak terdapat sedikitpun uang yang haram maupun yang subhat.” Dengan demikian, jelaslah bahwa Bukhari hidup dan terlahir dalam lingkungan keluarga yang berilmu, taat beragama dan wara’. Tidak heran jika ia lahir dan mewrisi sifat-sifat mulia dari ayahnya itu.
Ia dilahirkan di Bukhara setelah salat Jum’at. Tak lama setelah bayi yang baru lahr itu membuka matanya, iapun kehilangan penglihatannya. Ayahnya sangat bersedih hati. Ibunya yang saleh menagis dan selalu berdo’a ke hadapan Tuhan, memohon agar bayinya bisa melihat. Kemudian dalam tidurnya perempuan itu bermimpi didatangi Nabi Ibrahim yang berkata: “Wahai ibu, Allah telah menyembuhkan penyakit putramu dan kini ia sudah dapat melihat kembali, semua itu berkat do’amu yang tiada henti-hentinya.” Ketika ia terbangun, penglihatan bayinya sudah normal. Ayahnya meninggal di waktu dia masih kecil dan meninggalkan banyak harta yang memungkinkan ia hidup dalam pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Dia dirawat dan dididikl oleh ibunya dengan tekun dan penuh perhatian.
Keunggulan dan kejeniusan Bukhari sudah nampak semenjak masih kecil. Allah menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, teristimewa dalam menghafal hadits. Ketika berusia 10 tahun, ia sudah banyak menghafal hadits. Pada usia 16 tahun ia bersama ibu dan abang sulungnya mengunjungi berbagai kota suci. Kemudian ia banyak menemui para ulama dan tokoh-tokoh negerinya untuk memperoleh dan belajar hadits, bertukar pikiran dan berdiskusi dengan mereka. Dalam usia 16 tahun, ia sudah hafal kitab sunan Ibn Mubarak dan Waki, juga mengetahui pendapat-pendapat ahli ra’yi (penganut faham rasional), dasar-dasar dan mazhabnya.
Rasyid ibn Ismail, abangnya yang tertua menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia dicela membuang waktu dengan percuma karena tidak mencatat. Bukhari diam tidak menjawab. Pada suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan yang terus-menerus itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka. Tercenganglah mereka semua karena Bukhari ternyata hapal di luar kepala 15.000 haddits, lengkap terinci dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.
Tahun 210 H, Bukhari berangkat menuju Baitullah untuk menunaikan ibadah haji, disertai ibu dan saudaranya, Ahmad. Saudaranya yang lebih tua ini kemudian pulang kembali ke Bukhara, sedang dia sendiri memilih Mekah sebagai tempat tinggalnya. Mekah merupakan salah satu pusat ilmu yang penting di Hijaz. Sewaktu-waktu ia pergi ke Madinah. Di kedua tanah suci itulah ia menulis sebagian karya-karyanya dan menyusun dasar-dasar kitab Al-Jami’as-Sahih dan pendahuluannya.
Ia menulis Tarikh Kabir-nya di dekat makam Nabi s.a.w. dan banyak menulis pada waktu malam hari yang terang bulan. Sementara itu ketiga buku tarikhnya, As-Sagir, Al-Awsat dan Al-Kabir, muncul dari kemampuannya yang tinggi mengenai pengetahuan terhadap tokoh-tokoh dan kepandaiannya memberikan kritik, sehingga ia pernah berkata bahwa sedikit sekali nama-nama yang disebutkan dalam tarikh yang tidak ia ketahui kisahnya.
Kemudian ia pun memulai studi perjalanan dunia Islam selama 16 tahun. Dalam perjalanannya ke berbagai negeri, hampir semua negeri Islam telah ia kunjungi sampai ke seluruh Asia Barat. Diceritakan bahwa ia pernah berkata: “Saya telah mengunjungi Syam, Mesir, dan Jazirah masing-masing dua kali, ke basrah empat kali, menetap di Hijaz (Mekah dan Madinah) selama enam tahun dan tak dapat dihitung lagi berapa kali saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli hadits.” Pada waktu itu, Baghdad adalah ibu kota negara yang merupakan gudang ilmu dan ulama. Di negeri itu, ia sering menemui Imam Ahmad bin Hambal dan tidak jarang ia mengajaknya untuk menetap di negeri tersebut dan mencelanya karena menetap di negeri Khurasan.
Dalam setiap perjalanannya yang melelahkan itu, Imam Bukhari senantiasa menghimpun hadits-hadits dan ilmu pengetahuan dan mencatatnya sekaligus. Di tengah malam yang sunyi, ia bangun dari tidurnya, menyalakan lampu dan menulis setiap masalah yang terlintas di hatinya, setelah itu lampu di padamkan kembali. Perbutan ini ia lakukan hampir 20 kali setiap malamnya. Ia merawi hadits dari 80.000 perawi, dan berkat ingatannya yang memang super jenius, ia dapat menghapal hadits sebanyak itu lengkap dengan sumbernya.
Kemasyuran Imam Bukhari segera mencapai bagian dunia Islam yang jauh, dan kemanapun ia pergi selalu di elu-elukan. Masyarakat heran dan kagum akan ingatanya yang luar biasa. Pada tahun 250 H. Imam Bukhari mengunjungi Naisabur. Kedatangannya disambut gembira oleh para penduduk, juga oleh gurunya, az-Zihli dan para ulama lainnya. Imam Muslim bin al-Hajjaj, pengarang kitab as-Sahih Muslim menceritakan: “Ketika Muhammad bin Ismail dating ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya.” Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (± 100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya az-Zihli berkata: “Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, seebab aku sendiri akan ikut menyambutnya. Esok paginya Muhammad bin Yahya az-Zihli, sebagian ulama dan penduduk Naisabur menyongsong kedatangan Imam Bukhari, ia pun lalu memasuki negeri itu dan menetap di daerah perkampungan orang-orang Bukhara. Selama menetap di negeri itu, ia mengajarkan hadits secara tetap. Sementara itu, az-zihli pun berpesan kepada para penduduk agar menghadiri dan mengikuti pengajian yang diberikannya. Ia berkata: “Pergilah kalian kepada orang alim yang saleh itu, ikuti dan dengarkan pengajiannya.”
Tak lama kemudian terjadi fitnah terhadap Imam bukhari atas perbuatan orang-orang yang iri dengki. Mereka meniupkan tuduhannya kepada Imam Bukhari sebagai orang yang berpendapat bahwa “Al-Qur’an adalah makhluk.” Hal inilah yang menimbulkan kebencian dan kemarahan gurunya, az-Zihli kepadanya, sehingga ia berkata: “Barang siapa berpendapat lafadz-lafadz Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia adalah ahli bid’ah. Ia tidak boleh diajak bicara dan majelisnya tidak boleh di datangi. Dan barang siapa masih mengunjungi majelisnya, curigailah dia.” Setelah adanya ultimatum tersebut, orang-orang mulai menjauhinya. Pada hakikatnya, Imam Bukhari terlepas dari fitnah yang dituduhkan kepadanya itu. Diceritakan, seorang berdiri dan mengajukan pertanyaan kepadanya: “Bagaimana pendapat Anda tentang lafadz-lafadz Al-Qur’an, makhluk ataukah bukan?” Bukhari berpaling dari orang itu dan tidak mau menjawab kendati pertanyaan itu diajukan sampai tiga kali. Tetapi orang tersebut terus mendesaknya, maka ia menjawab: “Al-Qur’an adalah kalam Allah, bukan makhluk, sedangkan perbuatan manusia adalah makhluk dan fitnah merupakan bid’a.” Yang dimaksud dengan perbuatan manusia adalah bacaan dan ucapan mereka. Pendapat yang dikemukakan Imam Bukhari ini, yakni dengan membedakan antara yang dibaca dengan bacaan, adalah pendapat yang menjadi pegangan para ulama ahli tahqiq dan ulama salaf. Tetapi dengki dan iri adalah buta dan tuli.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Bukhari pernah berkata: “Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Al-Qur’an adalah kalam Allah, bukan makhluk. Sahabat Rasulullah SAW. yang paling utama adalah Abu Bakar, Umar, Usman kemudian Ali. Dengan berpegang pada keyakinan dan keimanan inilah aku hidup, aku mati dan dibangkitkan di akherat kelak, insya Allah.” Demikian juga ia pernah berkata: “Barang siapa menuduhku berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur’an adalah makhluk, ia adalah pendusta.” Az-Zahli benar-benar telah murka kepadanya, sehingga ia berkata: “Lelaki itu (Bukhari) tidak boleh tinggal bersamaku di negeri ini.” Oleh karena Imam Bukhari berpendapat bahwa keluar dari negeri itu lebih baik, demi menjaga dirinya, dengan hrapan agar fitnah yang menimpanya itu dapat mereda, maka ia pun memutuskan untuk keluar dari negeri tersebut.
Setelah keluar dari Naisabur, Imam Bukhari pulang ke negerinya sendiri, Bukhara. Kedatangannya disambut meriah oleh seluruh penduduk. Untuk keperluan itu, mereka mengadakan upacara besar-besaran, mendirikan kemah-kemah sepanjang satu farsakh (± 8 km) dari luar kota dan menabur-naburkan uang dirham dan dinar sebagai manifestasi kegembiraan mereka. Selama beberapa tahun menetap di negerinya itu, ia mengadakan majelis pengajian dan pengajaran hadits.
Tetapi kemudian badai fitnah dating lagi. Kali ini badai itu dating dari penguasa Bukhara sendiri, Khalid bin Ahmad az-Zihli, walaupun sebabnya timbul dari sikap Imam Bukhari yang terlalu memuliakan ilmu yang dimlikinya. Ketika itu, penguasa Bukhara, mengirimkan utusan kepada Imam Bukhari, supaya ia mengirimkan kepadanya dua buah karangannya, al-Jami’ al-Sahih dan Tarikh. Imam Bukhari keberatan memenuhi permintaan itu. Ia hanya berpesan kepada utusan itu agar disampaikan kepada Khalid, bahwa “Aku tidak akan merendahkan ilmu dengan membawanya ke istana. Jika hal ini tidak berkenan di hati tuan, tuan adalah penguasa, maka keluarkanlah larangan supaya aku tidak mengadakan majelis pengajian. Dengan begitu, aku mempunyai alas an di sisi Allah kelak pada hari kiamat, bahwa sebenarnya aku tidak menyembunyikan ilmu.” Mendapat jawaban seperti itu, sang penguasa naik pitam, ia memerintahkan orang-orangnya agar melancarkan hasutan yang dapat memojokkan Imam Bukhari. Dengan demikian ia mempunyai alas an untuk mengusir Imam Bukhari. Tak lama kemudian Imam Bukhari pun diusir dari negerinya sendiri, Bukhara. Imam Bukhari, kemudian mendo’akan tidak baik atas Khalid yang telah mengusirnya secara tidak sah. Belum sebulan berlalu, Ibn Tahir memerintahkan agar Khalid bin Ahmad dijatuhi hukuman, dipermalukan di depan umum dengan menungang himar betina. Maka hidup sang penguasa yang dhalim kepada Imam Bukhari itu berakhir dengan kehinaan dan dipenjara.
Imam Bukhari tidak saja mencurahkan seluruh intelegensi dan daya ingatnnya yang luar biasa itu pada karya tulisnya yang terpenting, Sahih Bukhari, tetapi juga melaksanakan tugas itu dengan dedikasi dan kesalehan. Ia selalu mandi dan berdo’a sebelum menulis buku itu. Sebagian buku tersebut ditulisnya di samping makan Nabi di Madinah. Imam Durami, guru Imam Bukhari, mengakui keluasan wawasan hadits muridnya ini: “Di antara ciptaan Tuhan pada masanya, Imam Bukharilah agaknya yang paling bijaksana.”
Suatu ketika penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari yang isinya meminta ia supaya menetap di negeri mereka. Maka kemudian ia pergi untuk memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya sampai di Khartand, sebuah dsa kecil yang terletak dua farsakh sebelum Samarkand, dan desa itu terdapat beberapa familinya, ia pun singgah terlebih dahulu untuk mengunjungi mereka. Tetapi di desa itu Imam Bukhari jatuh sakit hingga menemui ajalnya. Ia wafat pada malam Idul Fitri tahun 256 H. (31 Agustus 870 M), dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar dikafani tiga helai kain, tanpa baju dalam dan tidak memakai sorban. Pesan itu dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat. Jenazahnya dikebumikan lepas dzuhur, hari raya Idul Fitri, sesudah ia melewati perjalanan hidup panjang yang penuh dengan berbagai amal yang mulia. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya.
Pengembaraannya ke berbagai negeri telah mempertemukan Imam Bukhari dengan guru-guru yang berbobot dan dapat dipercaya, yang mencapai jumlah sangat banyak. Diceritakan bahwa dia menyatakan: “Aku menulis hadits yang diterima dari 1.080 orang guru, yang semuanya adalah ahli hadits dan berpendirian bahwa iman adalah ucapan dan perbuatan.” Di antara guru-guru besar itu adalah
1. Ali ibn al-Madini,
2. Ahmad ibn Hanbal,
3. Yahya ibn Ma’in,
4. Muhammad ibn Yusuf al-Faryabi,
5. Maki ibn Ibrahim al-Bakhi,
6. Muhammad ibn Yusuf al-Baykandi dan
7. Ibn Rahawaih.
Guru-guru yang haditsnya diriwayatkan dalam kitab Sahih-nya sebanyak 289 orang guru. Karena kemasyurannya sebagai seorang alim yang super jenius, sangat banyak muridnya yang belajar dan mendengar langsung haditsnya dari dia. Tak dapat dihitung dengan pasti berapa jumlah orang yang meriwayatkan hadits dari Imam Bukhari, sehingga ada yang berpendapat bahwa kitab Sahih Bukhari didengar secara langsung dari dia oleh sembilan puluh ribu (90.000) orang (Muqaddimah Fathul-Bari, jilid 22, hal. 204). Di antara sekian banyak muridnya yang paling menonjol adalah
1. Muslim bin al-Hajjaj,
2. Tirmizi,
3. Nasa’i,
4. Ibn Khuzaimah,
5. Ibn Abu Dawud,
6. Muhammad bin Yusuf al-Firabri,
7. Ibrahim bin Ma’qil al-Nasafi,
8. Hammad bin Syakr al-Nasawi dan
9. Mansur bin Muhammad al-Bazdawi.
Empat orang yang terakhir ini merupakan yang paling masyur sebagai perawi kitab Sahih Bukhari.
Dalam bidang kekuatan hafalan, ketajaman pikiran dan pengetahuan para perawi hadits, juga dalam bidang ilat-ilat hadits, Imam Bukhari merupakan salah satu tanda kekuasaan (ayat) dan kebesaran Allah di muka bumi ini. Allah telah mempercayakan kepada Bukhari dan para pemuka dan penghimpun hadits lainnya, untuk menghafal dan menjaga sunah-sunah Nabi kita Muhammad SAW. Diriwayatkan, bahwa Imam Bukhari berkata: “Saya hafal hadits di luar kepala sebanyak 100.000 buah hadits sahih, dan 200.000 hadits yang tidak sahih.”
Mengenai kejeniusan Imam Bukhari dapat dibuktikan pada kisah berikut. Ketika ia tiba di Baghdad, ahli-ahli hadits di sana berkumpul untuk menguji kemampuan dan kepintarannya. Mereka mengambil 100 buah hadits, lalu mereka tukar-tukarkan sanad dan matannya (diputar balikkan), matan hadits ini diberi sanad hadits lain dan sanad hadits lain dinbuat untuk matan hadits yang lain pula. 10 orang ulama tampil dan masing-masing mengajukan pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan tentang hadits yang telah diputarbalikkan tersebut. Orang pertama tampil dengan mengajukan sepuluh buah hadits kepada Bukhari, dan setiap orang itu selesai menyebutkan sebuah hadits, Imam Bukhari menjawab dengan tegas: “Saya tidak tahu hadits yang Anda sebutkan ini.” Ia tetap memberikan jawaban serupa sampai kepada penanya yang ke sepuluh, yang masing-masing mengajukan sepuluh pertanyaan. Di antara hadirin yang tidak mengerti, memastikan bahwa Imam Bukhari tidak akan mungkin mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan itu, sedangkan para ulama berkata satu kepada yang lainnya: “Orang ini mengetahui apa yang sebenarnya.” Setelah 10 orang semuanya selesai mengajukan semua pertanyaannya yang jumlahnya 100 pertanyaan tadi, kemudian Imam Bukhari melihat kepada penanya yang pertama dan berkata: “Hadits pertama yang anda kemukakan isnadnya yang benar adalah begini; hadits kedua isnadnya yang benar adalah beginii”
Begitulah Imam Bukhari menjawab semua pertanyaan satu demi satu hingga selesai menyebutkan sepuluh hadits. Kemudian ia menoleh kepada penanya yang kedua, sampai menjawab dengan selesai kemudian menoleh kepada penanya yang ketiga sampai menjawab semua pertanyaan dengan selesai sampai pada penanya yang ke sepuluh sampai selesai. Imam Bukhari menyebutkan satu persatu hadits-hadits yang sebenarnya dengan cermat dan tidak ada satupun dan sedikitpun yang salah dengan jawaban yang urut sesuai dengan sepuluh orang tadi mengeluarkan urutan pertanyaanya. Maka para ulama Baghdad tidak dapat berbuat lain, selain menyatakan kekagumannya kepada Imam Bukhari akan kekuatan daya hafal dan kecemerlangan pikirannya, serta mengakuinya sebagai “Imam” dalam bidang hadits.
Sebagian hadirin memberikan komentar terhadap “uji coba kemampuan” yang menegangkan ini, ia berkata: “Yang mengagumkan, bukanlah karena Bukhari mampu memberikan jawaban secara benar, tetapi yang benar-benar sangat mengagumkan ialah kemampuannya dalam menyebutkan semua hadits yang sudah diputarbalikkan itu secara berurutan persis seperti urutan yang dikemukakan oleh 10 orang penguji, padahal ia hanya mendengar pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu hanya satu kali.”Jadi banyak pemirsa yang heran dengan kemampuan Imam Bukhari mengemukakan 100 buah hadits secara berurutan seperti urutannya si penanya mengeluarkan pertanyaannya padahal beliau hanya mendengarnya satu kali, ditambah lagi beliau membetulkan rawi-rawi yang telah diputarbalikkan, ini sungguh luar biasa.
Imam Bukhari pernah berkata: “Saya tidak pernah meriwayatkan sebuah hadits pun juga yang diterima dari para sahabat dan tabi’in, melainkan saya mengetahui tarikh kelahiran sebagian besar mereka, hari wafat dan tempat tinggalnya. Demikian juga saya tidak meriwayatkan hadits sahabat dan tabi’in, yakni hadits-hadits mauquf, kecuali ada dasarnya yang kuketahui dari Kitabullah dan sunah Rasulullah SAW.”
Dengan kedudukannya dalam ilmu dan kekuatan hafalannya Imam Bukhari sebagaimana telah disebutkan, wajarlah jika semua guru, kawan dan generasi sesudahnya memberikan pujian kepadanya. Seorang bertanya kepada Qutaibah bin Sa’id tentang Imam Bukhari, ketika menyatakan : “Wahai para penenya, saya sudah banyak mempelajari hadits dan pendapat, juga sudah sering duduk bersama dengan para ahli fiqh, ahli ibadah dan para ahli zuhud; namun saya belum pernah menjumpai orang begitu cerdas dan pandai seperti Muhammad bin Isma’il al-Bukhari.”
Imam al-A’immah (pemimpin para imam) Abu Bakar ibn Khuzaimah telah memberikan kesaksian terhadap Imam Bukhari dengan mengatakan: “Di kolong langit ini tidak ada orang yang mengetahui hadits, yang melebihi Muhammad bin Isma’il.” Demikian pula semua temannya memberikan pujian. Abu Hatim ar-Razi berkata: “Khurasan belum pernah melahirkan seorang putra yang hafal hadits melebihi Muhammad bin Isma’il; juga belum pernah ada orang yang pergi dari kota tersebut menuju Irak yang melebihi kealimannya.”
Al-Hakim menceriakan, dengan sanad lengkap. Bahwa Muslim (pengarang kitab Sahih), dating kepada Imam Bukhari, lalu mencium antara kedua matanya dan berkata: “Biarkan saya mencium kaki tuan, wahai maha guru, pemimpin para ahli hadits dan dokter ahli penyakit (ilat) hadits.” Mengenai sanjungan diberikan ulama generasi sesudahnya, cukup terwakili oleh perkataan al-Hafiz Ibn Hajar yang menyatakan: “Andaikan pintu pujian dan sanjungan kepada Bukhari masih terbuka bagi generasi sesudahnya, tentu habislah semua kertas dan nafas. Ia bagaikan laut tak bertepi.”
Imam Bukhari adalah seorang yang berbadan kurus, berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi juga tidak pendek; kulitnya agak kecoklatan dan sedikit sekali makan. Ia sangat pemalu namun ramah, dermawan, menjauhi kesenangan dunia dan cinta akhirat. Banyak hartanya yang disedekahkan baik secara sembunyi maupun terang-terangan, lebih-lebih untuk kepentingan pendidikan dan para pelajar. Kepada para pelajar ia memberikan bantuan dana yang cukup besar. Diceritakan ia pernah berkata: “Setiap bulan, saya berpenghasilan 500 dirham,semuanya dibelanjakan untuk kepentingan pendidikan. Sebab, apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal.”
Imam Bukhari sangat hati-hati dan sopan dalam berbicara dan dalam mencari kebenaran yang hakiki di saat mengkritik para perawi. Terhadap perawi yang sudah jelas-jelas diketahui kebohongannya, ia cukup berkata: “Perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam diri tentangnya.” Perkataan yang tegas tentang para perawi yang tercela ialah: “Haditsnya diingkari.”
Meskipun ia sangat sopan dalam mengkritik para perawi, namun ia banyak meninggalkan hadits yang diriwayatkan seseorang hanya karena orang itu diragukan. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ia berkata: “Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan, dan meninggalkan pula jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatkan perawi yang dalam pandanganku, perlu dipertimbangkan.”
Selain dikenal sebagai ahli hadits, Imam Bukhari juga sebenarnya adalah ahli dalam fiqh. Beberapa referensi menyebutkan bahwa beliau mengikut madzhab Syafi’i. Diantara guru beliau dalam fiqih Syafi’i adalah Iman al Humaidi, sahabat Imam Syafi’i. Juga beliau belajar fiqih dan Hadits kepada Za’farani dan Abu Tsur dan Al Karabisi, ketiganya adalah murid Imam Syafi’i Rhl. Demikian diterangkan oleh Imam Abu ‘Ashim al Abbadi dalam kitab “Thabaqat”-nya.
Beliau tidak banyak membicarakan soal fiqih, tetapi hampir semua pekerjaan beliau berkisar kepada hadits-hadits dan tidak mengambil hukum dari hadits-hadits itu. Di dalam kitab “Faidhul Qadir” syarah Jamius Shagir pada juz I halaman 24 diterangkan bahwa Imam Bukhari mengambil fiqih dari al Humaidi dan sahabat Imam Syafi’i yang lain. Imam Bukha’ri tidak mengambil hadits dari Iman Syafi’i Rhl., karena beliau meninggal dalam usia muda tapi Imam Bukhari belajar dan mengambil hadits dari murid-murid Imam Syafi’i Rhl.
Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang alim, ia juga tidak melupakan kegiatan lain yang dianggap penting untuk menegakkan Diunul Islam. Imam Bukhari sering belajar memanah sampai mahir, sehingga dikatakan bahwa sepanjang hidupnya, ia tidak pernah luput dalam memanah kecuali hanya dua kali. Keadaan itu timbul sebagai pengamalan sunah Rasul yang mendorong dan menganjurkan kaum Muslimin belajar menggunakan anak panah dan alat-alat perang lainnya. Tujuannya adalah untuk memerangi musuh-musuh Islam dan mempertahankannya dari kejahatan mereka.
Diantara hasil karya Imam Bukhari adalah sebagai berikut :
Al-Jami’ as-Sahih (Sahih Bukhari).
Al-Adab al-Mufrad.
At-Tarikh as-Sagir.
At-Tarikh al-Awsat.
At-Tarikh al-Kabir.
At-Tafsir al-Kabir.
Al-Musnad al-Kabir.
Kitab al-’Ilal.
Raf’ul-Yadain fis-Salah.
Birril-Walidain.
Kitab al-Asyribah.
Al-Qira’ah Khalf al-Imam.
Kitab ad-Du’afa.
Asami as-Sahabah.
Kitab al-Kuna.
Sekilas Tentang Kitab AL-JAMI’ AS-SAHIH (Sahih Bukhari)
Diceritakan, Imam Bukhari berkata: “Aku bermimpi melihat Rasulullah SAW.; seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta’bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits Rasulullah SAW. Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami’ as-Sahih.”
Dalam menghimpun hadits-hadits sahih dalam kitabnya, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan kesahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan. Beliau telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya. Beliau senantiasa membanding-bandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan, satu dengan yang lain, menyaringnya dan memlih has mana yang menurutnya paling sahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: “Aku susun kitab Al-Jami’ ini yang dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun.” Dan beliau juga sangat hati-hati, hal ini dapat dilihat dari pengakuan salah seorang muridnya bernama al-Firbari menjelaskan bahwa ia mendengar Muhammad bin Isma’il al-Bukhari berkata: “Aku susun kitab Al-Jami’ as-Sahih ini di Masjidil Haram, dan tidaklah aku memasukkan ke dalamnya sebuah hadits pun, kecuali sesudah aku memohonkan istikharoh kepada Allah dengan melakukan salat dua rekaat dan sesudah aku meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar sahih.”
Maksud pernyataan itu ialah bahwa Imam Bukhari mulai menyusun bab-babnya dan dasar-dasarnya di Masjidil Haram secara sistematis, kemudian menulis pendahuluan dan pokok-pokok bahasannya di Rawdah tempat di antara makan Nabi SAW. dan mimbar. Setelah itu, ia mengumpulkan hadits-hadits dan menempatkannya pada bab-bab yang sesuai. Pekerjaan ini dilakukan di Mekah, Madinah dengan tekun dan cermat, menyusunnya selama 16 tahun.
Dengan usaha seperti itu, maka lengkaplah bagi kitab tersebut segala faktor yang menyebabkannya mencapai kebenaran, yang nilainya tidak terdapat pada kitab lain. Karenanya tidak mengherankan bila kitab itu mempunyai kedudukan tinggi dalam hati para ulama. Maka sungguh tepatlah ia mendapat predikat sebagai “Buku Hadits Nabi yang Paling Sahih.”
Diriwayatkan bahwa Imam Bukhari berkata: “Tidaklah kumasukkan ke dalam kitab Al-Jami’as-Sahih ini kecuali hadits-hadits yang sahih; dan kutinggalkan banyak hadits sahih karena khawatir membosankan.”
Kesimpulan yang diperoleh para ulama, setelah mengadakan penelitian secara cermat terhadap kitabnya, menyatakan bahwa Imam Bukhari dalam kitab Sahih-nya selalu berpegang teguh pada tingkat kesahihan yang paling tinggi, dan tidak turun dari tingkat tersebut kecuali dalam beberapa hadits yang bukan merupakan materi pokok dari sebuah bab, seperti hadits mutabi dan hadits syahid, dan hadits-hadits yang diriwayatkan dari sahabat dan tabi’in.
Jumlah Hadits Kitab Al-Jami’as-Sahih (Sahih Bukhari)
Al-’Allamah Ibnus-Salah dalam Muqaddimah-nya menyebutkan, bahwa jumlah hadits Sahih Bukhari sebanyak 7.275 buah hadits, termasuk hadits-hadits yang disebutnya berulang, atau sebanyak 4.000 hadits tanpa pengulangan. Perhitungan ini diikuti oleh Al-”Allamah Syaikh Muhyiddin an-Nawawi dalam kitabnya, At-Taqrib.
Selain pendapat tersebut di atas, Ibn Hajar di dalam muqaddimah Fathul-Bari, kitab syarah Sahih Bukhari, menyebutkan, bahwa semua hadits sahih mawsil yang termuat dalam Sahih Bukhari tanpa hadits yang disebutnya berulang sebanyak 2.602 buah hadits. Sedangkan matan hadits yang mu’alaq namun marfu’, yakni hadits sahih namun tidak diwasalkan (tidak disebutkan sanadnya secara sambung-menyambung) pada tempat lain sebanyak 159 hadits. Semua hadits Sahih Bukhari termasuk hadits yang disebutkan berulang-ulang sebanyak 7.397 buah. Yang mu’alaq sejumlah 1.341 buah, dan yang mutabi’ sebanyak 344 buah hadits. Jadi, berdasarkan perhitungan ini dan termasuk yang berulang-ulang, jumlah seluruhnya sebanyak 9.082 buah hadits. Jumlah ini diluar haits yang mauquf kepada sahabat dan (perkataan) yang diriwayatkan dari tabi’in dan ulama-ulama sesudahnya.

http://www.kisah.web.id

Tujuan ?
* Taaruf (T) : Mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan
antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan
* Pacaran (P) : Mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara
kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur syukur bisa nikah…..

Kapan dimulai ?
* T : Saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu
kebutuhan dan sudah siap secara fisik, mental dan insya Allah materi
* P : Saat sudah diledek sama teman ” Koq masih jomblo ?” atau saat butuh temen
curhat.

Waktu
* T : Sesuai dengan adab bertamu
* P : Pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa , dini hari kalau ngga ada yang
komplain juga ngga apa2

Tempat Pertemuan
* T : Dirumah sang calon, balai pertemuan, musholla, masjid
* P : dirumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan
umum & pribadi, pabrik, taman.

Frekuensi pertemuan
* T : lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati
* P : lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu kalo bisa tiap hari.
alhamdulillah……

Lama pertemuan
* T : sesuai dengan adab bertamu
* P : Selama belum ada yang komplain, lanjut mang !

Materi pertemuan
* T : Kondisi pribadi, keluarga, harapan serta keinginan dimasa depan
* P : Cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur ngidul ketawa ketiwi….

Jumlah yang hadir
* T : Minimal calon lelaki, calon perempuan
* P : Calon lelaki dan calon perempuan saja (berdua), kalo rame rame bukan pacaran
tapi rombongan

Biaya
* T : Secukupnya dalam rangka menghormati tamu (sesuai adab tamu)
* P : kalau ada biaya : ngapel, kalau ngga ada absen dulu atau cari pinjeman,
terus tempat pertemuannya dirumah aja kali ya ? tapi gengsi dong pacaran dirumah
doang ?? Apa kata doi coba ??

Lamanya
* T : Ketika sudah tidak ada lagi keraguan dikedua belah pihak, lebih cepat lebih
baik dan ketika informasi sudah cukup (bisa seminggu, sebulan, 2 bulan) apalagi
yang ditunggu tunggu ?
* P : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun bahkan mungkin 10 tahun

Saat tidak ada kecocokan saat proses
* T : Salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan dan proses stop dengan
menyebut alasannya
* Salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan dan proses stop
dengan/tanpa menyebut alasannya

Etika pergaulan dalam Islam adalah, khususnya antara lelaki dan perempuan garis
besarnya adalah sebagai berikut :
* Saling menjaga pandangan di antara laki-laki dan wanita, tidak boleh melihat
aurat , tidak boleh memandang dengan nafsu dan tidak boleh melihat lawan jenis
melebihi apa yang dibutuhkan. (An-Nur : 30-31)
* Sang wanita wajib memakai pakaian yang sesuai dengan syariat, yaitu pakaian yang
menutupi aurat (An-Nur : 31)
* Hendaknya bagi wanita untuk selalu menggunakan adab yang islami ketika
bermuamalah dengan lelaki, seperti:
* Di waktu mengobrol hendaknya ia menjauhi perkataan yang merayu dan menggoda
* Di waktu berjalan hendaknya wanita jangan menggoda orang yang melihat
* Tidak diperbolehkan adanya pertemuan lelaki dan perempuan tanpa disertai dengan
muhrim.
* Termasuk di sini suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga
adalah setan. Seperti sabda nabi: “Janganlah seorang laki-laki dan wanita
berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab setan menemaninya, janganlah salah
seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya.”
(HR. Bukhari & Muslim).

Hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperoleh kemenangan di hari
akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mulai hidup ini dengan bersungguhsungguh
dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan
Allah agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-
Nya. Semoga Allah menolong kita, amin.

Harus di sadari oleh kita semua semua bahwa Memiliki Rasa Cinta Adalah Fitrah dari
Allah SWT, namun jangan sampai kita mengumbar rasa cinta kita dengan seenaknya
saja.

maka..pilihan mana yg en9kau piLih Saudariku ??

sumber:http://wisatahati.com/modules.php?name=Forums&file=viewtopic&t=1895

Disebutkan didalam satu riwayat, bahawasanya apabila para

makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di

kubur masing masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan

TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERCAKAP.

Bertanya orang kepada Rasulullah saw :

“Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari

qiamat?”

Maka jawabnya Rasulullah saw, “Umat dikenal kerana WAJAH mereka putih

disebabkan oleh WUDHU’.”

Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil

membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD

tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah

debu itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu

KEIMANAN mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui

titian Siratul Mustaqim dan memasuki alam syurga, sehingga setiap orang

melihat para mukmin itu mengetahui bahawa mereka adalah pelayan Ku dan

hamba-hamba Ku. Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahawa sepuluh orang yang

mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu

mati :

1. Para Nabi

2. Para Ahli Jihad

3. Para Alim Ulama

4. para Syuhada

5. Para Penghafal Al Quran

6. Imam atau Pemimpin yang Adil

7. Tukang Azan

8. Wanita yang mati kelahiran/beranak

9. Orang mati dibunuh atau dianiaya

10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumaat jika

mereka itu dari kalangan orang yang beriman.

Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda

Rasulullah saw: Apabila datang hari qiamat dan orang orang yang

berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah swt memberi wahyu

kepada Malaikat Ridhwan : Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah

mengeluarkan hanba-hamba Ku berpuasa (ahli puasa) dari kubur mereka di

dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala

makanan yang digoreng dan buah buahan syurga. Maka Malaikat Ridhwan

menyeru , wahai sekelian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum

baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan

berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan

buahan

dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi

daun-daun kayu di bumi. Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin

maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana

yang difirman oleh Allah swt di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :

“Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang

telah kamu kerjakan pada HARI yang telah LALU itu.”

s0…………”aPakah sYurga tidak be9iTu m’giuRkan ba9imu ???”

sumber : tarbawionthemove

Tulisan ini saya dapatkan dari sebuah blog islam yang saya rasa isinya cukup bagus untuk kita renungi bersama :

Bila perempuan memiliki jilbab sebagai hijabnya untuk menghindari fitnah, maka hijabnya lelaki adalah…
Matanya ketika ia ghadhal bashar, menundukkan pandangan.
Lisannya, ketika ia berkata seperlunya pada lawan jenis tanpa basa-basi, tanpa tebar pesona.
Hijab pada hati dan pikirannya, ketika cintanya hanya pada Allah, rasul, dan orang tua, bukan gema nama mahluk perempuan dalam hatinya dan panjang angan pada pikirannya.

Hijab lelaki adalah hapenya, ketika isi sms nya hanya untuk yang perlu, bukan menanyakan kabar, sudah makan apa belum, sudah sholat apa belum, apalagi berlagak membangunkan QL (qiyamulail, sholat malam) padahal setelah itu tidur lagi.
hijab lelaki adalah yahoo messenger nya, ketika tanpa merasa telah ber-khalwat (berduaan) dengan selain-Nya. Pembicaraan pribadi yang tanpa jelas ujungnya, mempermainkan hati dan pikiran, terutama iman.

Jilbabnya lelaki tidak perlu panjang, lebar atau berbentuk kaos atau jain, atau yang terbelah bagian pingirnya. jilbab lelaki cukuplah matanya berpaling dari yang bukan haknya, lisannya yang tak berucap sia-sia, hati dan pikirannya yang selalu berkhidmat pada Allah.
Uniknya, jilbab ini dapat juga dipakai oleh kaum hawa, jadi jangan takut untuk mencobanya.

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sunggguh, Allah maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (QS. An-Nur:30)

Ya Allah jangan kau sesatkan aku setelah Engkau tunjukkan cahaya iman padaku..
Ya Allah jangan kau sesatkan aku setelah engkau hamparkan jalan hidayah padaku..
Jagalah imanku, karena ialah benteng bagi dunia dan timbangan bagi akhiratku..
Permudahlah urusan dunia dan akhiratku, karena hanya engkau yang tahu siapa yang layak berada di jannah-Mu..

sumber : http://muslimshare.wordpress.com/2009/07/18/tausiyah-jilbab-untukmu-kaum-laki-laki