Selama ini jalan pagi atau sore diyakini mampu menyehatkan tubuh. Tapi, tidak semua memahami kecepatan berjalan ternyata berpengaruh terhadap efek kesehatan yang diterima. Riset yang dilakukan peneliti dari Inggris menyimpulkan lanjut usia yang berjalan lambat diprediksikan tiga kali lebih mudah terkena masalah jantung.
Penelitian yang diterbitkan British Medical Journal ini juga mencatat, prosentase angka kematian bagi para orang tua yang berjalan lambat mencapai 44%. Selain itu, berdasarkan catatan riset, lari lambat juga bertalian erat dengan masalah kesehatan para orang tua seperti misal terjatuh, keseleo atau berpotensi ke rumah sakit.
Berdasarkan laporan riset, peneliti menuliskan, menjaga tubuh tetap sehat dan fit mutlak diperlukan bagi para individu berusia lanjut. “Hasil penelitian ini menunjukan taksiran performa baik dari kinerja motorik dari para orang tua mudah dilakukan dengan cara berjalan cepat,” tukas peneliti seperti yang dikutip dari The Telegraph, Kamis (12/11).
Penelitian tersebut melibatkan 3.208 pria dan wanita dengan rentang usia 65 dan 85. Dari hasil tes yang diberikan, pria berusia lanjut yang tergolong berjalan cepat mampu menggapai rata-rata waktu 1,85 meter/detik. Sedangkan pria berusia lanjut yang tergolong berjalan lambat hanya menggapai rata-rata waktu 1.5 meter/detik.
Sementara dari pihak perempuan, yang tergolong berjalan cepat rata-rata menggapai waktu 1.5 meter/detik. Sedangkan perempuan yang tergolong berjalan lambat hanya menggapai waktu 1.35 meter/detik.
Setelah dimonitor selama 5 tahun, para peneliti menyimpulkan, rata-rata orang tua yang berjalan lambat umumnya memiliki umur lebih pendek ketimbang orang tua yang berjalan cepat.
Menurut analisa peneliti, hal itu disebabkan saat berjalan lambat tidak terjadi peningkatan kolesterol “baik” dalam darah yang memungkinkan adanya pengurangan resiko penyakit jantung. cr2/rin

disarikan dari http://www.republika.co.id (12 November 2009)